Rabu, 30 Agustus 2017

Jogja has a feeling too

Too many times, memories left in Jogja..
Sebenernya perjalanan kali ini ke Jogja bukan buat holide. Mungkin lebih tepatnya holide berkedok rapat ya.. Jadi aku berangkat ke Jogja Jumat minggu lalu naik kereta, turun di lempuyangan. Sedangkan desa wisata tempat aku rapat masih 1,5 - 2 jam dari kota. Desa Wisata Pentingsari di daerah Sleman Jogjakarta tempat aku menginap selama 2 malam. Desa wisata ini sebenernya ngga ada objek wisata khusus, mereka bener-bener mempergunakan adat istiadat serta budaya masyarakat, dari bertani, berkebun, bikin kerajinan tangan dan sebagainya. Dengan udara dingin, jauh dari kota, tempat ini cocok buat quick escape aka kabur dari realita. Desa yang jumlah penduduknya hanya 380 orang ini bener-bener damai kaya di dongeng-dongeng jaman dulu, kaya film legenda yang ada naga terbangnya, ngga deng ehe. Kebetulan aku tinggal di Homestay Seruni (rumah warga lokal) punya mbah adi, ini mashaAllah lah hospitality nya ngalahin hotel bintang 5. Aku yang gak punya desa, rasanya kaya mudik ke kampung halaman. Begitu nyampe di homestay jam 9 malem langsung di sambut sama istri mbah adi, welcome drink nya teh panass.. Beliau nanya dengan nada khawatir "Kok jam segini baru nyampe, pasti capek, sudah minum dulu terus beberes baru makan malam. Tadi ditungguin dari sore, maaf ya gorengannya sudah dingin"
Logat Jogja yang menyenangkan itu masih kental di lidah istri mbah Adi.
Serangkaian RAPIMNAS (Rapat Pimpinan Nasional) Himpunan Mahasiswa Pariwisata Indonesia selesai minggu pagi. Kami perwakilan dari kampus harus balik hari itu juga karena ngejar perkuliahan hari Senin. Dibantu temen-temen panitia Jogja kami diantar naik motor ke jalan raya Kaliurang dan disarankan pesan ojek online karena memang jaraaaang banget ada kendaraan umum. Tapi namanya mahasiswa kritis hehe, kami ingin membuktikan bahwa desa ini ga seterpencil itu. Kami mampir ke burjo (warkop ala jogja) buat sekedar basa basi beli es teh sambil nanya ada atau engga bis kota lewat. Daaaannn, iya. Emang ga ada. Kami masih terus berjuang nihh, kami jalan kaki ke arah kota sambil nunggu bis lewat. Nihil. Kurang lebih 1km jalan kaki akhirnya nyerah, kami pesen grabCar buat ke daerah kampus UGM. Mumpung di Jogja dong, aku gamau membuang kesempatan holide berkedok ini hehehe. Kami naik trans jogja yang super nyaman dan murah buat ke Taman Sari Water Castle. Baidewei, one thing about transjogja is lovely! Yaahh kampungan dikit, aku suka naik kendaraan umum dalam kota sebenernya. Tapi karena di Surabaya belum ada kendaraan umum yang nyaman jadi aku jarang banget naik kendaraan umum disini, mungkin terakhir naik angkot waktu SMP.

Eh bapak ngeliatin apa pak?

Disisi lain kita mengurangi polusi udara, kita juga mulai menerapkan gaya hidup sehat. Jalan kaki ke pengkolan. Hitungannya tiap pagi mau berangkat berkegiatan jalan kaki dari rumah ke tempat nyetop angkot, entar sorenya pulang juga jalan dari turun angkot nyampe rumah. Terus meningkatkan kepekaan sosial secara tidak langsung, kita jadi mengenal lebih dekat kan lingkungan sekitar. Kaya waktu di Jogja, setiap di halte aku selalu ngobrol sama penjaga haltenya entah itu nanya rute, nanya apa aja yang bisa ditanya. Kali aja beliau punya anak cakep kan lumayan huehuehue. Oke lanjut.. Nyampe di Terminal Ngabean udah terlalu sore, sedangkan Taman Sari sudah tutup. Kami jalan kaki lagi tanpa arah bingung mau kemana. Ternyata kaki ini membawa kami ke Keraton Jogja yang kebetulan lagi ada Geladi Resik grebeg Idul adha. Waah, favourite saya nih nontonin prajurit baris berbaris bawa bambu dan pedang sambil pake jarit dan blangkon Jogja.


Ngga habis disitu, kami ke cafe di pengkolan Jl. Bumijo kalo ngga salah namanya kafeo brewery tempatnya cocoookk banget buat nyore (nyore adalah kegiatan menghabiskan sore sambil menikmati kopi susu nikmat dan masmas gondrong (kalo ada) yang kadang suka bikin ketagihan). Kami nyore sampe kelewat sore hahaha, jam setengah 8 kami jalan kaki lagi nyari halte trans jogja buat ke Terminal Giwangan. Akhirnya jam 9 malam kami sudah dapet bis ekonomi menuju Surabaya. Perjalanan kali ini bergenre backpacker. Kurang lebih itu kronologi mini trip kali ini. Apa cerita di luar itu?

Minggu, 13 Agustus 2017

Launching Simply The First Express Bed


(www.simplybed.com)


Kayanya istilah "home is where the heart is" kurang tepat buat aku (hehe ketahuan) yang tepat adalah "home is where the comfy bed is". Sudah tidak bisa diragukan seberapa penting kasur untuk kehidupan kita sehari-hari. Kita mengakhiri hari dimana? Kasur. Kita mengawali hari darimana? Kasur. See? Kasur udah kaya soulmate semua orang. Apalagi kita hidup di jaman semua serba instan, semua pengen cepet ngga pake ribet. Apalagi sekarang semua bisa diakses online, digital and modern lifestyle sudah dianut semua orang. Simply bed taking this to a whole new level. Simply bed adalah pelopor kasur teknologi tinggi di dunia perkasuran Indonesia (tsadappp). Kasur compact pertama yang menawarkan high quality fabric and foam materials dengan packaging dalam box karton ukuran kecil (36x36x110 cm dan 46x46x110 cm) dan memiliki roda. Bisa bayangin kan? Kasur sebesar itu dibungkus di kardus ukuran segitu? Oke oke bayangin dulu..

(www.kitakemanaharini.blogspot.com)
Nah apalagi kalian para wanita yang menuntut emansipasi, girls kita bisa geret kasur ini sendirian dari depan rumah ke kamar atau dari lobby appartement ke lantai 20. Sendirian. No needs to be worry, beratnya cuma 15kg buat yang single dan 25kg  buat yang double. Belum lagi ngerasain unboxing magic moment yang ga kalian rasakan waktu beli regular kasur. Feel the excitement ! Buka deh linknya, trus tonton videonya.. Iya model cowonya ganteng hehe. Konsep kasur ini adalah kasur beneran (lalu di tampol masyarakat) maksudnya itu Simply bed bukan kasur lipat, kasur yang diciptakan untuk memperbaiki kualitas tidur kalian. Apalagi yang punya ponakan atau anak yang masih ngompol, kasur ini interchangeable. Maksud interchangeable adalah covernya bisa dilepas dan dicuci dengan gampang. 8 years guarantee dan free shipping lagi! Buat yang ukuran single disediakan 2 ukuran 100cm dan 120cm untuk yang double 160cm dan 180cm dengan masing-masing tebal 20cm. Tentu saja perusahaan PT. Duta Abadi Primantara (DAP) tidak asal pilih ukuran tersebut karena mereka telah melalui riset mendalam tentang pola dan kebiasaan tidur, gaya tidur maupun bentuk tubuh orang Indonesia. Acara launching dihadiri oleh Bapak Anthony Setiawan selaku Vice President Director DAP, Bapak Aria Hermawan sebagai Marketing Director DAP dan Mr. Robert Jan Meijer sebagai Chief of R&D DAPkemudian ada Bapak Murti Argo selaku Marketing Manager yang menjelaskan semua kelebihan dari Simply Bed.
Sampai saat ini Simply Bed tidak diperjual belikan offline, diperjual belikan online agar semua orang dapat dengan mudah menjangkau produk Simply. Langsung aja cek di www.simpybed.com mumpung masih agustus nih lagi ada promo 17%. Buat yang penasaran gimana empuknya kasur yang nyaman tanpa sprei, buat yang mau memperbaiki kualitas tidur, buat yang mau cari pasangan tidur kaya model di video tadi. Datang aja ke Pakuwon Mall lantai 1 di booth pameran Simply bed and go get yours!

Rabu, 09 Agustus 2017

Pre-launch kue vidi vini vici by Vidi Aldiano

Ah, dunia ini terlalu indah untuk tidak dinikmati sembari makan cake di piring kecil ditemani teh pahit di sore hari. Mungkin karena ada darah India yang suka manis-manis, saya pecinta dessert and dessert always go first.

Tanggal 5 Agustus kemarin saya dapat undangan dari @vidi.vinivici untuk datang ke pre-launch kue oleh-oleh kekinian Surabaya. Dihadiri oleh Vidi Aldiano, Irwansyah, dan Zaskia Sungkar mereka bercerita bagaimana Vidi akhirnya bergabung di manajemen Irwansyah dalam bisnis kue ini. Ada beberapa food blogger dan selebgram lain yang menghadiri undangan pre-launch. Wow, Im flattered all of the sudden. Lets move on to the cake which Im excited to talk about.. Jadi aku dapet whole cake rasa red velvet, well at first I ate that there is nothing blow my mind.. Aku pikir rasanya biasa aja, trus aku masukin lah whole cake itu ke lemari es.. Malemnya sambil movie marathon aku ambil satu slice daaaannnnn ini enak! Aku baru sadar ada oreo di tengah cream cheese yang diapit sama velvet cake nya. Dan berakhirlah saya kecanduan makan cake ini. Nah, just fyi red velvet awalnya disajikan di hotel Waldorf-Astoria di Manhattan, New York tahun 1959 dengan harga yang sangat mahal. Kenapa dinamakan velvet? Karena memang bahan asam yang dihasilkan oleh perpaduan unprocessed coklat serta ingredients lainnya ini membuatnya lebih lembut, lebih lembab, halus dan empuk. Dan kue beludru merah yang kita temui sekarang ini beberapa ada yang mendapatkan warna merahnya dari buah beet dan pewarna makanan. Tapi ngga semua warna merah itu red velvet cake yaa..

Datang, lihat dan rasakan di Toko kue @vidi.vinivici  segera di Jl. Diponegoro Surabaya. Store kue akan buka pada tanggal 17 Agustus 2017 dan kue ini hanya akan ada di Surabaya yaaa.. Literally saya nulis review ini sambil nyemil red velvet cake dan secangkir teh pahit di sore hari. What a wonderful life! Sudah dipastikan saya akan beli sendiri di store @vidi.vinivici ini buat nyobain yang rasa lemon mint nya..hehe. Jangan lupa dinginkan dulu di lemari es! Kamu bisa dapetin informasi terupdate di instagram @vidi.vinivici. Have a nice cake and a wonderful afternoon then. Muchos love xoxo


image

Selasa, 08 Agustus 2017

kumbolo, apa kabarmu?

Seminggu setelah ke Bromo, aku berangkat lagi ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Setelah perdebatan panjang perkara perijinan, transportasi dan perlengkapan mendaki lain, diputuskan kami berangkat bersepuluh dengan 3 model cewe yang pantang-jalan-sebelum-gincu-on-tapi-tetep-strong, naik sepeda motor via Malang.

image
Jarak tempuh 5 jam dari Surabaya menuju kawasan TNBTS. Kali kedua saya kesini ada beberapa hal yang berbeda; pertama, ranupane tidak seindah dahulu,  kedua ranukumbolo semakin pasang, ketiga diri sendiri. Iya, reaksi diri akan keindahan alam ternyata berubah. Semakin kesini semuanya sangat berpengaruh, dari percakapan basa-basi orang asing, dari bagaimana awan terbawa angin dan membawa sedikit gerimis, dari bagaimana kabut menutupi jalan pendakian, tisu-tisu basah yang berserakan di jalan pendakian, bagaimana raut penjual gorengan disetiap pos pendakian. I turn into sensitive person all of the sudden. I change into that girls. Gloomy, miserable, sad girls without everybody knows it.

Setelah perjalanan menyenangkan selama 6 jam dari ranupane, mata ini disambut haru sama kumbolo, disapa dinginnya angin rindu lembah kumbolo, awan kelabu berusaha ikut menyapa berlari sembari membawa rintik. Begini ternyata rasanya rindu yang berbalas semesta bisikku dalam hati. Kumbolo, apa kabarmu?
4 sore dan ±3ºC kawan yang memang sengaja nyampe duluan buat bikin tenda, langsung lari dari campground menuju turunan pinggir danau buat bawain carrierku. Rombongan yang lain tertinggal dibelakang karena sudah ga tahan pengen selfie di pos 4. Dan ngga pake lama sepatu trekking berubah jadi sendal jepit ando warna telor asin favorit. Setelah tenda pertama sukses, tenda kedua sukses atas support hot caklet (bacanya harus kaya Cinta Laura), tenda ketiga juga sukses atas support aroma mie instan dan ikan sarden kami siap kongkow di depan tenda dengan cahaya bulan. Ingin hati meluruskan punggung dan kaki tapi tenda A berisi 2 perempuan dan 3 laki-laki penuh drama ini susah buat istirahat, berisik karena lagi main uno dan bau kentut.
7 malam ±0ºC akhirnya bersandiwaralah saya dengan semesta.. Pemandangan syahdu yang gak akan ada dikota, temaram ribuan bintang.
Nih soundtrack yang cocok kala itu

CAHAYA BULAN – ERROS SO7 FT OKTA
Perlahan sangat pelan hingga kadang kan menjelang
Cahaya kota kelam mesra menyambut sang petang
Disini ku berdiskusi dengan alam yang lirih
Kenapa matahari terbit menghangatkan bumi??
Aku orang malam yang membicarakan terang
Aku orang tenang yang menentang kemenangan oleh pedang
Perlahan sangat pelan hingga padang kan menjelang
Cahaya nyali besar mencuat runtuhkan bahaya
Disini ku berdiskusi dengan alam yang lirih
Kenapa indah pelangi tak berujung sampai di bumi??
Aku orang malam yang membicarakan terang
Aku orang tenang yang menentang kemenangan oleh pedang
Cahaya bulan menusukku dengan ribuan pertanyaan
Yang takkan pernah kutahu dimana jawaban itu
Bagai letusan berapi bangunkanku dari mimpi
Sudah waktunya berdiri mencari jawaban kegelisahan hati
Terangi dengan cinta di gelapku, ketakutan melumpuhkanku
Terangi dengan cinta di sesatku, dimana jawaban itu

Waktu jalan sendirian di tengah nikmat Tuhan yang begitu luas dan tak terhingga aku sempet nangis, sempet sedih. Bukan karena takut sendirian, oiya.. aniwei suka heran sama orang2 yang ngeledekin orang karena kesendiriannya, being alone doesn't mean lonely. Kamu lahir di muka bumi ini sendiri, pun kamu mati di muka bumi juga nantinya sendiri. Mati. That's mean wkwk. Well, sendiri adalah bagaimana kamu appreciate dirimu sendiri kalo menurutku sendiri itu kamu bisa paham egomu, kamu bisa menghargai dirimu, you have your own standart for your self, juga kamu bisa punya rasa syukur sama Tuhan atas nikmat yang dilimpahkan ke badan kamu (phisycally or mentally). Bagaimana berartinya rasa senang untuk dirimu begitu juga berartinya rasa sedih. (Well nice words, good job rahma). Lanjut.. sampe mana tadi.. Sedih di tengah nikmatNya, yaaa karena langsung inget kesombongan yang pernah secuil buah zaitun muncul di diri, yang seharusnya ngga pantes ada. Tidak ada yang disombongkan, semuanya punya Allah. Rasanya kaya semesta dibanding aku. Secuil debunya aja ngga nyampe.

image


Satu lagi, untuk menghargai diri sendiri memang susah untuk itu kita butuh orang lain. Manusia di ciptakan sebagai makhluk sosial yang bergantung satu sama lain begitu juga untuk empower each other. Karena sekarang aku termasuk orang yang sensitif, let it happen.. Im letting my self feeling deeply over things that matter. Let me feel my sadness and happiness, bukankah hidup memang seperti roda berputar? Well no, my life is like london eye, even Im at my low Im still shining. Tapi do u ever feel like you say the truth when someone ask how are you? Did u say how you really feel? Of course no right? All you say was “Im fine” and there is so much explanation in fine there. Aku baru sadar ternyata betapa kamu sangat berarti di hidup orang lain, just simply saying I hope you're doing okay that is really made someone's day. Those simply things I notice nowadays.
Next day jadwalnya kita sih jamuan makan pagi dan makan siang serta pemotretan hahaha. It was fun. Saya kecanduan main sama rombongan ini ..

image

Destinasi sejuta umat

Kalo di Jawa Timur ya pasti langsung kepikiran Bromo.
An unforgettable things comes when you’re not expecting. Seperti perjalanan-perjalanan sebelumnya, selalu tanpa rencana. Siang diajakin, malemnya berangkat. Waktu pertama kali ke Bromo, akujalan kaki dari parkiran mobil dekat pos perijinan sampai ke kawah Bromo. Berdua sama temen cowo, yang dua lagi nungguin di warung. Waktu itu jam 4 pagi dibelain jalan kaki karena kami sama-sama belum pernah ke Bromo dan ga mau bayar jeep karena bagi kami terlalu mahal, jangankan jeep bayar ojek aja kami ga mampu hahah. Aku sama Satriyo jalan berbekal senter hape, nyali, air mineral ukuran tanggung yang sisa separuh dan fanta isi setengah. Kami ngga ngerti arah cuma patokan asap kawah Bromonya. How crazy is that! Apalagi itu bulan puasa, oh sungguh indah waktu menjelang imsakku…

Nahhh.. Tanggal 12 Juli 2017, satu hari setelah perayaan Yadnya Kasodo aku berangkat ke Bromo. Berharap kebagian sisa-sisa event besar obyek destinasi unggulan Kemenpar RI wkwk. Berangkat jam 12 malam naik mobil pribadi menempuh perjalanan 4 jam dari Surabaya ke Bromo sempat berhenti di rest area untuk makan sebentar. Tiket masuk Rp. 5000/org dan tiket mobil Rp. 5000 yang ditagih oleh pemda lalu Rp. 27.500/org dari pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Setelah bertemu dengan beberapa driver jeep, kami menjatuhkan pilihan ke Pak Surya sebagai driver kami. Seperti rute-rute wisata pada umumnya kami lalui, tapi yang melekat adalah cerita-cerita Pak Surya yang bikin saya tidak lupa. Pak Surya bercerita bagaimana beliau dan warga lokal lainnya masih percaya adanya keajaiban di Gunung Bromo. Pak Surya percaya 25 anak dari Jaka Seger dan Roro Anteng masih manjaga kawasan Bromo. Memang ragam budaya Bromo lah yang membungkus rapi Keeksotikaan Bromo. Local wisdomlah yang akhirnya memberi kesan.
Mungkin itu juga yang harus diterapkan ke personality kita, “Be Kind and Be Yourself”. Karena memang apa yang dikenang adalah bagaimana kamu memperlakukan seseorang. Halah.. halah mesti tulisannya nyambung kemana-mana. Yasudahlah ya semoga tulisan yang ini juga informatif. Terimakasih mau baca tulisan ini sampai selesai. Nih bonus poto!
image

The world has a bigger problems than boys kiss a boys

Mungkin kali ini aku bahas hal yang sedikit extraordinary alias hal yang gak biasa. Tadinya aku keep this only on my mind, tapi gak nahan pengen buat tulisan. Iyap, tentang radikalisme dan rasisme yang sedang terjadi di negaraku tercinta Indonesia. Negaraku ini kaya, tapi miskin. Negaraku ini bangsa yang cerdas, tapi bodoh. Orang-orang yang close minded ternyata masih ada. Orang-orang yang tidak bisa menghargai pendapat orang lain dan menganggap pendapatnya paling benar masih ada. Terlalu gampang kebawa arus berita ngga bener. Sedih. Terlalu memperhatikan perbedaan yang terlihat tapi yang salah dibiarkan. Katanya negara yang memegang teguh Bhineka Tunggal Ika, tapi ada yang berbeda sedikit di hujat. Politik dicampur agama, keadilan dicampur dengan uang. Pemimpin yang berpotensi dalam merubah Indonesia lebih baik malah dijatuhkan dengan alasan yang tidak masuk akal. Sebelum Ahok ada Gus Dur, ada pak BJ. Habibie. Mereka mengalami hal yang sama. Mereka orang-orang hebat. Indonesia belum bisa menerima kemajuan, belum bisa menerima perubahan malah itu yang beliau-beliau pikirkan.
Hal lain adalah saya seorang muslim, yang saya sukai adalah Islam itu seperti air, mengikuti bentuk ruang. Yang saya maksud, islam itu mengikuti perkembangan zaman. Islam itu fleksibel, ngga bisa solat berdiri  boleh duduk, ngga bisa duduk boleh sambil tidur, ngga bisa gerak boleh pake kedipan mata. Keyakinan adalah sesuatu yang dipercayai oleh individu, tidak bisa dipaksakan. Ya mungkin memang ilmu agama saya tidak seberapa. Nmun saya paham apabila kamu mempercayai Islam, kamu tidak bisa memaksakan orang lain untuk percaya juga. Salah satu cara kamu menyebarkan agama adalah, jadilah agen muslim. Apa yang kamu percayai, ajaran yang telah kamu pelajari itu mencerminkan bagaimana kamu berperilaku terhadap lingkungan dan sesama manusia. Islam selalu mengajarkan kedamaian. Dan saya bersyukur dilahirkan menjadi seorang muslim.



Tidak bisakah kita menerima perbedaan, tidak saling menjatuhkan dan saling memahami bahwa memang kita manusia memiliki cara berfikir yang berbeda. Apa yang menurutku benar bukan berarti menurutmu benar kan? Lets empower each other, take courages and be kind to each other.. :)  Saya tahu anda nasrani atau budha atau konghucu tapi saya akan membenarkan kalau memang anda benar dan menyalahkan kalau memang salah. Saya memang mayoritas tapi saya menerapkan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang saya pelajari waktu SD, tidak membedakan ras, warna kulit dan agama. Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Dan satu lagi, orang cerdas adalah orang yang mengakui kesalahan.
(01.44//13.5.17)



There is a video that you might get inspire, cause I am
Coba buka disini
Jadi video itu tentang seorang mahasiswi muslim yang punya kesempatan untuk keliling dunia one of the purpose is to be an axchange student, dan dia ketemu sama salah satu refugees dari kota Aleppo Syria yang dimana kalian tau Aleppo adalah kota yang paling banyak mendapatkan serangan dari Israel. Ali namanya, secara tidak langsung dia sangat menginspirasi karena dia berprinsip to help people, alias berguna bagi sesama manusia. Dia udah ngeliat terrible things happen makanya dia sangat ingin menjaga satu sama lain, be nice to each other.
Gue berharap dengan majunya teknologi kita juga makin maju secara moral. Semoga rasa peduli kita terhadap sesama semakin menyala terlepas dari perbedaan yang ada. Semoga dari obrolan dengan Ali ini bisa kita jadikan bahan merenung. Terutama mengkaji lagi bagaimana selama ini kita memandang perbedaan agama, ras dan budaya. Bagaimana peran kita untuk terus menjaga Indonesia sebagai bangsa yang utuh. Jadikan perbedaan sebagai penyatu kita, bukan pemisah. -gitasav-

From Karimun Jawa with Love

Sudah pertengahan semester 4 ! Itu tandanya Karimun Jawa is waiting for me to come. Tanggal 27 April 2017 sepekan setelah aku mid-term is the day, yeeaayy :D Jadi setelah ngurusin 2 proker kampus dan organisasi beruntutan langsung di bayangi sama tugas menjelang trip field yang bisa dibilang masih manusiawi untuk semester ini. Haha
H-2 hari aku baru ribet packing dan siapin form-form penugasan. Well aku kayanya paling ahli buat packing kalo mau traveling karena aku anti ribet ribet social club wkwk. Jadiii aku bawa swimsuit dan beberapa baju buat ootedeh disana. Soo aku cuma bawa 1 ransel dan 1 handbag yang aku tau bakalan dipenuhin sama sampah dan map serta barang-barang lainnyaa.

image
Yas itu barang barang yang ada di hand bag selama pkl. Sweet stuff is a must buat aku.. Jangan lupa headset beserta iPod buat ngusir Mr.Boring. Dan mini notebook buat nulis sesuatu biar ga kelupaan.
Jadi perjalanan dari Surabaya ke Jepara menempuh waktu 6 jam jalur darat, sebelumnya kami mampir ke kampung batik lasem yang isi kampungnya itu pengrajin batik dari jaman dahulu kala, ibu-ibunya aja udah ngebatik dari jaman beliau sd. Aku ke toko Griya Batik Gajah di Lasem, yang punya keturunan China namanya Pak Alex, beliau meneruskan usaha bapaknya jadi memang rata-rata disini usaha turun temurun. Pak Alex ngomong kalo batik yang terkenal disini itu batik 3 negeri. Batik 3 negeri itu jaman dulunya di buat persembahan buat raja-raja Cina dan uniknya semakin sering dipake dan dicuci, batik 3 negri ini warnanya semakin terang. Trus perjalanan dilanjutkan ke desa wisata kain tenun Jepara, sama seperti di batik lasem, kain tenun Jepara juga udah jadi usaha turun temurun, proses membuatnya juga masih traditional. Masih pake kayu-kayu gitu, well itu yang disebut salah satu atraksi wisatanya..
Kota Jepara ini terkenal sama ukiran-ukiran furniture, termasuk kota yang masih sepi banget. Hotel bintang 3 baru ada 1 biji dan itu yang kami tempati buat istirahat semalem sembari nunggu pagi untuk nyebrang ke Pulau Karimunjawa. Lanjut sekitar jam 5 pagi kami ke Pelabuhan Kartini Jepara, naik kapal Ferry Siginjay bertarif Rp. 76.000 dengan waktu tempuh 5 jam. Iya, 5 jam banget. Menurut aku pribadi, kapal ini kurang nyaman karena gerah banget hehe. Anehnya perjalanan laut ini ngga ada angin laut sama sekali. Jadi ada 3 lantai, di lantai pertama buat kendaraan dan barang-barang lainnya seperti sayur, buah dan bahkan ada kambing... Di lantai kedua ada tempat duduk dan ruangan VIP (vip ini punya tarif khusus, beda 20rb), di lantai paling atas ada kaya bench dan ada kaya terpal gitu biar terik mataharinya ga menyiksa. Anehnya di lantai 2 dan 3 ngga ada angin berhembus sama sekali meskipun kapalnya terbuka, malah yang ada angin itu di lantai pertama bareng si kambing. Jadi yaaa kapan lagi nongkrong sama kambing. Suasana kapal begitu sempurna kalo di pasangin sama es krim paddle pop rainbow 10rb an ;)



Setelah 5 jam yang menyiksa ini kami nyampe jam 11 siang di Pelabuhan Karimunjawa, sebenernya ada sih Kapal Ekspress Bahari tapi yaaa gitu buat kami mahasiswa mending gerah sedikit tapi murah hehe. Kalo naik kapal ekspress kalian bisa hemat waktu 2 jam.
Day1 Karimun Jawa
Ke Kampung Bugis. Iya, di Karimunjawa ini ada suku bugis. Jadi dulunya orang bugis itu lagi berlayar mau cari ikan terus terdampar deh nemu pulau Karimunjawa. Terus ada beberapa yang menikah sama orang Karimunjawa jadi deh kampung Bugis. Kampung Bugis ini sebenernya punya potensi wisata yang tinggi kalo dikelola sesuai dengan ilmu Kepariwisataan (cieh, ilmu Kepariwisataan). Melestarikan budaya suku bugis misal, bisa jadi wisata edukasi. Warga kampung bugis sudah terkontaminasi, mereka menganggap rumah yang bertembok bata lebih kelihatan mewah daripada rumah panggung bertembok kayu. Konsep adat Desa Panglipuran yang ada di Bali sebenarnya bisa diterapkan disini.
image
Dengan berlomba-lomba merenovasi rumah, mereka ngga sadar kalo budaya adat dan ciri khas mulai luntur. Yaah bisa diliat ada ember diatas miniatur satelit itu wkwk. Engga ding, aku juga ga paham peran ember nangkring diatas . Yang aku paham seharusnya peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sangat dibutuhkan disini, butuh menjelaskan, memberi wawasan, memberi arahan. Sayangnya belum ada andil dari Disbudpar Jepara. Bayangkan saja apabila Kampung Bugis ini sudah diberi “bekal”, ragam kaya kebudayaaan Indonesia tidak akan sirna seiring perkembangan jaman. Jalanan dari homestay ke Kampung Bugis sekitar 45 menit, homestay yang aku tinggali ini ada di dekat dermaga atau pelabuhan kecil Karimunjawa. Jadi dari ujung pulau ke ujung satunya lagi bisa dijangkau selama 45 menit dengan jalan utama yang lebarnya cukup buat 2 mobil doang. Setelah selesai berbicang-bincang sama warga lokal di Kampung Bugis perjalanan dilanjutkan ke Hutan Mangrove. Tidak ada yang spesial di hutan mangrove ini sama seperti hutan mangrove yang ada di Surabaya, malah menurutku lebih terawat yang di Surabaya. Menjelang senja perjalanan dilanjutkan ke Bukit Love. Destinasi wisata buatan yang dikelola oleh satu paguyubannamanya Trans Karimunjawa. Spot senja yang lumayan kalau menurut saya, ada cafe di bukit ini. Kenapa namanya bukit Love? Karena pengen ajah. Iya itu kata warga lokal hahaha. Memang sengaja agar lebih menarik para pemuda-pemudi untuk datang dan menikmati senja with the lovely one (if you have one). Dengan properti ukiran batu dan kayu yang bertuliskan love dan Pulau Karimunjawa serta spot foto yang dibuat seperti sarang burung, sangat kreatif! Harga tiket masuk juga sangat murah, Rp. 5000. Hari pertama wrapped up with nice sunset. Engga juga sih, kami nugas sampe jam 10 malam setelahnya. Hahahah
Day2 Karimun Jawa
Sea Tour. Im super excited! Ke penangkaran ikan hiu yang letaknya ada di Pulau menjangan besar dan hiu disini bisa diajak foto bareng.
image
Sayangnya (lagi) ini dikelola pribadi dan kalo menurut aku ini eksploitasi ikan hiu karena ngga jarang hiu-hiu itu mati karena stress kolamnya dimasukin orang-orang buat foto. Penangkaran ikan hiu ini sudah ada dari tahun 1968. Balik lagi sama kurang ada andil dari pemerintah daerah. Lanjut naik perahu ke spot snorkeling. Dan memang biota laut di Karimunjawa ini masih asri dan bagus, karang nya masih utuh dan luas. Pokoknya luar biasalah biota laut Karimunjawa so far. Lanjut makan siang di Pulau Menjangan Kecil buat makan siang kami dijamu pait sama warga Karimunjawa.
image
Iya, sebenarnya Pulau menjangan kecil ini pulau tidak berpenghuni, tapi semenjak pulau ini dijual sama Tomy Soeharto ke perseorangan mulai lah ada yang tinggal disini buat jadi karyawan penginapan. Aku masih ngga paham sama prosedur jual beli pulau, punya hak apa pak Tomy bisa jual pulau ini. Bukan berati karena pada masa itu bapaknya punya kekuasaan tertinggi trus bisa jual pulau seenaknya. Pak Tomy Soeharto berdosa sama Indonesia! Huft, suka jengkel sama manusia yang seenak jidat demi uang. Oke, lanjut. Selesai makan ikan bakar with saos cocolan-enak-yang-aku-gak-ngerti-namanya dan pencuci mulut buah semangka yang segernya luar biasa kala itu. Next, kami lanjut snorkeling di spot kedua. Ga kalah bagus sama spot pertama udeh gausah diomong lagi keindahannya kehidupan bawah laut didiye.
image
Bisa dilihat sendiri gimana beningnya air disana. Jadi itu ceritanya ada senior minta tolong fotoin, giliran aku yang minta tolong ke temen yang lain hasilnya zonk ga ada akunya. Nah alhasil aku ga ada foto disana, yaudahlah kadang hidup memang sekeras itu. Sudah puas snorkeling kami lanjut lagi naik kapal nunggu sunset ke Pantai Tanjung Gelam, pantai ini pasirnya lembut banget kaya tiramisu cake. Kata guide lokal, pantai tanjung gelam ini kalo pagi-sore ramai manusia tapi kalo malem ramai juga.. sama makhluk halus. Udeh cukup horornya disitu aja. Kami menikmati pantai sambil makan gorengan hangat dan es kelapa muda, bahagia memang sesederhana itu..Alhamdulillaahhh.. Satu jam singkat bahagia kami cukup. Lalu kembali ke dermaga menjelang maghrib sebelum air laut pasang. Dilanjutkan mengerjakan tugas seperti hari-hari sebelumnya namun tetap kami sempatkan menikmati sepinya alun-alun Pulau Karimunjawa hihi. Alun-alun Karimunjawa banyak menjual ikan segar, cumi-cumi bahkan lobster. Kekayaan lautnya juga udah ngga bisa diragukan lagi pulau  ini. Fun fact, warga lokal rata-rata adalah nelayan yang berpenghasilan 30jt setiap bulannya.. iya, sekali melaut selama 1 bulan mereka bisa mendapatkan hasil segitu. Dilanjut jam 3 pagi kami semua harus packing dan bersiap untuk kembali ke Surabaya, untuk menghadapi tugas-tugas yang duduk cantik menunggu.



Peluang pariwisata yang ada di Pulau Karimunjawa ini luar biasa tinggi. its all blue and its all clearrrr Gemas pemerintahnya belum sadar. Seharusnya Pulau Karimunjawa bisa lebih maju dari Lombok bahkan Bali. Bisa dibilang ada bibit-bibit maldives disini. 2 tahun terakhir sudah ada peningkatan yang signifikan seperti jadwal kapal ferry sudah setiap hari, listrik sudah 24 jam. Disetiap weekend sudah mencapai 2000 lebih wisatawan. Masalah klise adalah sampah, wisatawan domestik (masih) perlu diingatkan supaya ga buang sampah sembarangan disini. Padahal kan udah pada gede, pada ngerti kalo obyek wisata ini ngga akan bagus lagi kalo ada sampah numpuk. Sempet kepikiran investasi di Pulau ini hehe tapi apadaya abdi teh cuma mahasiswi yang uang kuliahnya masih dibayarin orang tua, mana bisa ya :( Pikirannya sekarang mah udah investasi mulu buat masa depan, buat ikut andil dan menjadi pelaku pariwisata yang cerdas. Hehe

Coolyah..

Di postingan pertama aku (long story short, aku akan memindahkan semua isi postinganku di tumblr kesini. My babies got their new home yeay!) mau bercerita tentang bagaimana kehidupan kuliah aku. Well yes Tourism Major is very cool major hehe. But believe me it is not . Banyak banget yang bilang “enak ya jalan-jalan mulu, ngga mikir-mikir banget” I got that a lot!
Well yes, in my university di setiap semesternya kami selalu ada trip field berawal dari semester 2 sampai ke semester 5. Di semester dua aku trip field ke Bali - Nusa Penida with Quicksilver Cruise, semester tiga aku ke Jogja - Bandung dan semester 4 ini aku mau ke Karimun Jawa. Maunya sih aku kupas satu-satu di setiap post, tapi karena di postingan pertamaku ini (maksudku kedua hehe) aku pengen keliatan banyak soo yeah..
Di semester kedua, mata kuliah yang diajarkan cenderung lebih ke sejarah dan etika pelayanan. Kami belajar betapa kayanya budaya khususnya di Bali dimana ada satu desa yang masih belum mau menerima perkembangan zaman, seperti penggunaan handphone, sepeda motor dan lain lain. Uniknya lagi desa ini jaman dulu banget, rumah-rumah masih terbuat dari bambu dan daun-daun kering udah kaya film-film laga di tipi. Namanya Desa Adat Tenganan, memiliki kain tenun yang khas yakni kain tenun yang pewarnanya adalah darah manusia. Jadi keluarga yang sudah tua, yang sudah tidak bisa melakukan aktivitas apa-apa akan dibunuh dan diambil darahnya untuk dijadikan pewarna kain tenun. But that’s a looooong time ago. Dan kain tenunnya pun sudah jarang yang punya, kalaupun punya pasti disimpan dengan baik dan tidak akan dijual. Objek-objek yang kami kunjungi selanjutnya adalah Water Castle yang ada di Karangasem, Goa Lawa dan Pulau Nusa Penida. Semester ketiga, kami ke Jogja-Pangandaran-Bandung mempelajari budaya dan wisata minat khusus. Kami ke pangandaran ke tempat pengrajin wayang golek asli Sunda. Tempat ini jarang diketahui oleh orang-orang lokal malah tempat ini dikenal di luar negeri seperti Australia. Yang sangat disayangkan adalah, pengrajin wayang golek di sana belum ada penerus. Pengrajinnya pun merasakan dampaknya sikap acuh generasi muda saat ini akan budaya daerah. Pengelolaan tempat ini juga masih kurang, berbeda dengan desa wisata wayang kulit yang juga kami kunjungi sebelumnya di Jogja. Jogja punya desa wisata yang kurang lebih seluruh isi desa adalah pengrajin wayang kulit. Memiliki satu pengelola yakni Kesatria Wayang. Mereka adalah pemuda desa yang berkumpul untuk mengorganisir wisatawan yang hendak berkunjung ke desa wisata tersebut. Mereka sadar akan kurangnya minat generasi muda akan wayang kulit ini, namun dengan dimulai dari diri mereka masing-masing mereka bisa menjadi contoh baik untuk melestarikan wayang kulit. Lalu kami melanjutkan perjalanan menuju Bandung. Pada waktu itu jalanan menuju Bandung macet total, kami stuck di dalam bis lebih dari 15 jam. Dikeadaan seperti itu pun kami dituntut untuk mendiskusikan apa baiknya yang harus dilakukan para penyedia jasa apabila ada force major seperti ini.
Apa yang kami lakukan disana? Secara garis besar kami selalu dilatih untuk peka akan lingkungan, dimulai dari etika pelayanan petugas, rata-rata usia pengunjung, perawatan dan kebersihan objek dan akses menuju ke objek. Kami mendata restoran tempat kami makan, hotel yang kami inapi. Sudah hal yang wajar waktu trip field kami ngga tidur. Jam 12 malam kami presentasi objek wisata yang dikunjungi siang tadi, jam 4 pagi kami harus mengumpulkan tugas lainnya. Jadi calon pelaku pariwisata itu harus kuat di lapangan dan siap di ruangan. Harus memperhatikan penampilan dan ucapan. Apalagi di beberapa tahun terakhir ini Pak Arief Yahya lagi menggalakkan pariwisata Indonesia dan memang peminat studi pariwisata ini lagi meningkat. Jadi aku sekarang kalo ketempat baru selalu mikirin SWOT nya, secara tidak sadar kata temen-temen itu sudah naluri anak pariwisata. Hahaha
Jadi anak pariwisata itu banyak bergaul, bersosialisasi dan ngga boleh kagok kalo ketemu orang baru. Jadi anak pariwisata itu harus asik!

Segala Diantaranya

Waw, 2019 being quite hectic years ya.. a lot of things happened, people come and go.  Dari terakhir aku nulis di blog itu banyak banget...