Selasa, 08 Agustus 2017

kumbolo, apa kabarmu?

Seminggu setelah ke Bromo, aku berangkat lagi ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Setelah perdebatan panjang perkara perijinan, transportasi dan perlengkapan mendaki lain, diputuskan kami berangkat bersepuluh dengan 3 model cewe yang pantang-jalan-sebelum-gincu-on-tapi-tetep-strong, naik sepeda motor via Malang.

image
Jarak tempuh 5 jam dari Surabaya menuju kawasan TNBTS. Kali kedua saya kesini ada beberapa hal yang berbeda; pertama, ranupane tidak seindah dahulu,  kedua ranukumbolo semakin pasang, ketiga diri sendiri. Iya, reaksi diri akan keindahan alam ternyata berubah. Semakin kesini semuanya sangat berpengaruh, dari percakapan basa-basi orang asing, dari bagaimana awan terbawa angin dan membawa sedikit gerimis, dari bagaimana kabut menutupi jalan pendakian, tisu-tisu basah yang berserakan di jalan pendakian, bagaimana raut penjual gorengan disetiap pos pendakian. I turn into sensitive person all of the sudden. I change into that girls. Gloomy, miserable, sad girls without everybody knows it.

Setelah perjalanan menyenangkan selama 6 jam dari ranupane, mata ini disambut haru sama kumbolo, disapa dinginnya angin rindu lembah kumbolo, awan kelabu berusaha ikut menyapa berlari sembari membawa rintik. Begini ternyata rasanya rindu yang berbalas semesta bisikku dalam hati. Kumbolo, apa kabarmu?
4 sore dan ±3ºC kawan yang memang sengaja nyampe duluan buat bikin tenda, langsung lari dari campground menuju turunan pinggir danau buat bawain carrierku. Rombongan yang lain tertinggal dibelakang karena sudah ga tahan pengen selfie di pos 4. Dan ngga pake lama sepatu trekking berubah jadi sendal jepit ando warna telor asin favorit. Setelah tenda pertama sukses, tenda kedua sukses atas support hot caklet (bacanya harus kaya Cinta Laura), tenda ketiga juga sukses atas support aroma mie instan dan ikan sarden kami siap kongkow di depan tenda dengan cahaya bulan. Ingin hati meluruskan punggung dan kaki tapi tenda A berisi 2 perempuan dan 3 laki-laki penuh drama ini susah buat istirahat, berisik karena lagi main uno dan bau kentut.
7 malam ±0ºC akhirnya bersandiwaralah saya dengan semesta.. Pemandangan syahdu yang gak akan ada dikota, temaram ribuan bintang.
Nih soundtrack yang cocok kala itu

CAHAYA BULAN – ERROS SO7 FT OKTA
Perlahan sangat pelan hingga kadang kan menjelang
Cahaya kota kelam mesra menyambut sang petang
Disini ku berdiskusi dengan alam yang lirih
Kenapa matahari terbit menghangatkan bumi??
Aku orang malam yang membicarakan terang
Aku orang tenang yang menentang kemenangan oleh pedang
Perlahan sangat pelan hingga padang kan menjelang
Cahaya nyali besar mencuat runtuhkan bahaya
Disini ku berdiskusi dengan alam yang lirih
Kenapa indah pelangi tak berujung sampai di bumi??
Aku orang malam yang membicarakan terang
Aku orang tenang yang menentang kemenangan oleh pedang
Cahaya bulan menusukku dengan ribuan pertanyaan
Yang takkan pernah kutahu dimana jawaban itu
Bagai letusan berapi bangunkanku dari mimpi
Sudah waktunya berdiri mencari jawaban kegelisahan hati
Terangi dengan cinta di gelapku, ketakutan melumpuhkanku
Terangi dengan cinta di sesatku, dimana jawaban itu

Waktu jalan sendirian di tengah nikmat Tuhan yang begitu luas dan tak terhingga aku sempet nangis, sempet sedih. Bukan karena takut sendirian, oiya.. aniwei suka heran sama orang2 yang ngeledekin orang karena kesendiriannya, being alone doesn't mean lonely. Kamu lahir di muka bumi ini sendiri, pun kamu mati di muka bumi juga nantinya sendiri. Mati. That's mean wkwk. Well, sendiri adalah bagaimana kamu appreciate dirimu sendiri kalo menurutku sendiri itu kamu bisa paham egomu, kamu bisa menghargai dirimu, you have your own standart for your self, juga kamu bisa punya rasa syukur sama Tuhan atas nikmat yang dilimpahkan ke badan kamu (phisycally or mentally). Bagaimana berartinya rasa senang untuk dirimu begitu juga berartinya rasa sedih. (Well nice words, good job rahma). Lanjut.. sampe mana tadi.. Sedih di tengah nikmatNya, yaaa karena langsung inget kesombongan yang pernah secuil buah zaitun muncul di diri, yang seharusnya ngga pantes ada. Tidak ada yang disombongkan, semuanya punya Allah. Rasanya kaya semesta dibanding aku. Secuil debunya aja ngga nyampe.

image


Satu lagi, untuk menghargai diri sendiri memang susah untuk itu kita butuh orang lain. Manusia di ciptakan sebagai makhluk sosial yang bergantung satu sama lain begitu juga untuk empower each other. Karena sekarang aku termasuk orang yang sensitif, let it happen.. Im letting my self feeling deeply over things that matter. Let me feel my sadness and happiness, bukankah hidup memang seperti roda berputar? Well no, my life is like london eye, even Im at my low Im still shining. Tapi do u ever feel like you say the truth when someone ask how are you? Did u say how you really feel? Of course no right? All you say was “Im fine” and there is so much explanation in fine there. Aku baru sadar ternyata betapa kamu sangat berarti di hidup orang lain, just simply saying I hope you're doing okay that is really made someone's day. Those simply things I notice nowadays.
Next day jadwalnya kita sih jamuan makan pagi dan makan siang serta pemotretan hahaha. It was fun. Saya kecanduan main sama rombongan ini ..

image

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Segala Diantaranya

Waw, 2019 being quite hectic years ya.. a lot of things happened, people come and go.  Dari terakhir aku nulis di blog itu banyak banget...