Jumat, 17 November 2017

Ada Cinta di Desa Kemiren Banyuwangi

Tanggal 10 November kemaren aku berangkat menuju Banyuwangi dalam rangka Kongres Nasional Himpunan Mahasiswa Pariwisata Indonesia VII. Perjalanan kali ini aku barengan sama 6 orang lainnya delegasi dari kampus berangkat naik kereta ekonomi Probowangi yang berangkatnya paling awal jam setengah 5 pagi. Jadilah saya ga tidur haha. Setelah menempuh 5 jam yang perjalanan yang menyenangkan, sampailah kami di Stasiun Rogojampi dan dijemput sama LO dari kampus Poliwangi untuk menuju hotel kampus, Hotel Jinggo. Disambut ramah sama panitia, sampe saya nya deg deg an hahahah.
Begitu nyampe, kami langsung dikasih keperluan-keperluan kongres
Nah, hari pertama adalah pembukaan, selain pembukaan oleh ketua panitia pembukaan Kongres HMPI ke VII kami diajak ikut nonton dan duduk sebagai tamu di BEC (Banyuwangi Ethno Carnival) yang dihadiri oleh Bapak Arif Yahya selaku Menteri Pariwisata, Bapak Abdullah Azwar Arnas selaku Bupati Banyuwangi, dan Ibu Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Masyarakat. Mengusung tema Majestic Ijen, pelaku festival ber kostum landskape ijen, blue fire dan belerang. Acara juga diisi teatrikal penambangan kawah ijen di jaman Kolonial Belanda, ada 200 penari Gandrung, dan buanyak lainnya.

Ini menggambarkan para penambang belerang di kawah ijen

Di hari kedua kami disibukkan sama jadwal kongres, di sini kami di harapkan dapat menumpahkan segala aspirasi mahasiswa pariwisata di seluruh Indonesia untuk ikut andil dalam memajukan Pariwisata Nasional. Pemaparan evaluasi kerja di periode jabatan sebelumnya juga di kritisi oleh delegasi daerah demi kemajuan organisasi ini. Yah dengan adat budaya yang berbeda tapi kami disini tujuannya sama.
Suasana sidang yang akhirnya berlanjut sampe jam 1 dini hari

Hari ke tiga , paginya kami Seminar Nasional yang di isi sama Ketua Umum ASIDEWI (Asosiasi Desa Wisata Indonesia), Direktur The Jungle Bogor dan Duta Pariwisata 2016. Jadwal sore hari adalah PILMAPI (Pekan Ilmiah Mahasiswa Pariwisata) yaitu lomba cerdas cermat, promosi pariwisata melalui video. Yang tentu saja waktunya aku mengganti waktu tidur ku yang sempet ke sita selama 2 hari selama kongres hehehe.
Hari keempat yang ditunggu. Kemana city tour di Banyuwangi kali ini? Ke Desa Adat Suku Osing, Kemiren Banyuwangi. Desa Kemiren merupakan sebuah desa yang berada di Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Mayoritas penduduk desa adalah orang osing. Orang osing adalah masyarakat Blambangan yang tersisa, keturunan kerajaan Hindu Blambangan, berbeda dengan masyarakat Jawa, Madura dan Bali, hal ini bisa dilihat dari adat dan budayanya.

Begitu rombongan mahasiswa pariwisata Indonesia nyampe gang depan, kami di sambut sama Barong kemiren, di arak sampai ke tempat kami berkumpul.
Barong Kemiren
Barong Kemiren ini berbeda, sama Barong yang ada di Bali. Barong adalah Ratu dari binatang kupu-kupu cedung yang berukuran besar. Ada 2 penari yang menjalankan kostum barong ini, uniknya penari kedua hanya berjalan mengikuti penari pertama sambil ngintip lewat bolongan kecil di kain merah. Kata sesepuh penari Barong itu artinya bahwa apa-apa yang kita lakukan baik maupun buruk kita harus tetap ingat bahwa malaikat akan melihat dan mencatat amalan tersebut. Nah saya mikirnya malah, enak banget ya penari yang dibelakang gabut gitu wkwk. Senengnya belajar budaya itu hal sepele pun ada filosofinya..
Sampai ditempat berkumpul, kami disuguhi makanan khas Banyuwangi dan kopi Kemiren, ahh istimewa sekali
Yang bentuknya bulet itu kue kucur, rasanya manis gula jawa gitu, yang di lilit kaya ketupat itu lepet, trus yang dibungkus daun itu lupa apa namanya, pokoknya isinya itu tape ketan dibungkus daun jati. Dan yang terfavorit adalah kucur soalnya manis kaya yang punya blog ini hehehe. Lanjoottt
Setelah di arak sama Barong Kemiren kami disambut sama Penari Gandrung.


Setelah amazed sama cewe-cewe cantik yang berlenggak-lenggok, kami ngobrol sama emak tum, penyanyi dan penari gandrung. Gaes, beliau ini sudah jadi penyanyi gandrung dari umur 15 tahun. Yah bisa di kira-kira lah sekarang umurnya berapa ya hehehe
tinggal nunggu nate ruess trus nyanyi just give me a reason
Lanjut ke tarian berikutnya yaitu Jaran Goyang yang sudah terkenal dimana-mana. Cerita di balik Jaran Goyang itu adalah kisah cinta pemuda yang ditolak lalu dukun yang bertindak dan akhirnya si cewe ini pun luluh dan malah mengejar-ngejar si cowo, bagi si cewe ga ada cowo di dunia ini selain doi. Tapi si cowonya jual mahal. Si cewe akhirnya duduk berdiam diri, dia sedih cintanya tidak diterima, emang dasar wahai lelaki. Ending cerita mereka hidup bahagia selamanya ..
Ternyata di jaman milenial aka jaman now masih ada lho yang nyamperin mbah ocip (tetua desa kemiren) buat minta aji-aji jaran goyang buat balikan sama mantanlah, buat si gebetan luluh lah, hiyuuutt jaman sekarang ternyata masih ada. Tapi kata mbah ocip aji aji Jaran Goyang udah ngga boleh dipake lagi, karena emang ga normal, semuanya di butakan oleh satu cowo. Pengen boker kepikiran doi, laper kepikiran doi, ketemu dosen pembimbing kepikiran doi. Gua mah ogah..
Lanjot lagi ke Tari Barong, apa itu Tari Barong? Barong artinya barengan, maksudnya barengan itu mari kita bareng-bareng menjaga budaya. Makanya para penari beramai-ramai mengalungkan selendangnya ke penonton buat nari bareng-bareng aka buat menjaga budaya ini bareng-bareng.
ketauan yang mana yang doyan goyang
Ada lagi budaya yang seru di Desa Kemiren ini yaitu Ngopi Sepuluh Ewu, berawal dari kebiasaan dari warga desa yang suka ngopi barengan. Dengan slogan "sak ceret sak dulur" maksudnya itu satu teko satu sodara jadi tadinya yang ga kenal jadi kenal bahkan bisa dianggap sodara.. Menikmati kopi pahit Kemiren yang ga kerasa pahitnya karena ketemu sodara baru, bertukar pikiran, bertukar pendapat, merubah cara pikir dan sebagainya.. Oh indahnya keberagaman ini..

Terus diem-diem saya mikir, yaiyalah kalo rame-rame mikir berisik. Oke maaf jayus. Betapa kaya nya ragam adat dan budaya yang dimiliki Indonesia. Betapa banyaknya keunikan yang kita miliki, tapi kita tetep satu, ya Indonesia! Makanya suka sedih sama netizen-netizen yang ngga menghargai perbedaan padahal kan kita perbedaan yang satu. Secara tidak disadari, kita hidup di dalam perbedaan. Terima atau tidak terima perbedaan itu disekeliling kita, bukannya dengan perbedaan kita bisa saling melengkapi? Bukannya dengan perbedaan kamu bisa menutupi kekuranganku dan juga sebaliknya? ciyeh. Mulai detik ini saya cinta Desa Kemiren, saya cinta keberagaman adat dan budayanya. Mulai detik ini dan seterusnya saya akan lebih menghargai perbedaan, mulai detik ini dan seterusnya saya akan belajar terus menumbuhkan cinta sama negaraku, negara Indonesia. Jadi gaes, conclusionnya adalah traveling itu perlu, untuk menghargai perbedaan.

Muchos Love,
Sakinah

Sabtu, 28 Oktober 2017

Opening ADA Store di Grand CIty Surabaya

Hari ini, Jumat tanggal 27 Oktober 2017 aku dapet undangan nih dari ADA Store ke 3 di Surabaya setelah Marvell City sama Tunjungan Plaza Surabaya. Long story short, aku ketinggalan pemotongan pita sama baju-baju gratis di Store karena ternyata mereka memajukan run down acara. Iya, mereka bagi-bagi baju gratis buat 200 customer pertama yang dateng ke ADA. Sayang sekale bunggg!
Jadi nih, ADA Store ini sudah buka 76 Store di Indonesia dan store di Grand City adalah store ke 76. Aku pribadi sih sebelum masuk di Surabaya, sudah suka belanja ADA di Bogor karena memang dengan harga segitu dengan kualitas baju yang di dapet itu WAW gituloh hahaha. Apalagi buat ukuran mahasiswa. Tiap mau main, selalu bingung kesel ngga punya baju padahal lemari sudah se abrek. ADA selalu update sama fashion trends di Indonesia, apalagi konsep store yang chill, homey sama mbak-mbaknya yang ramah dan helpful. Ditahun 2016 dan 2017 ADA sudah berkembang pesat buat memenuhin kebutuhan pasar. ADA juga akan terus berekspansi buat nge make over ciwi-ciwi Indonesia dan juga cowo-cowo Indonesia.


 Apalagi baju cowo-cowonya, aku itu cewe yang suka pake baju cowo, ya biasanya cewe-cewe kan tinggal pinjem pacarnya.. Nah saya mah, mandiri ga mau pinjem-pinjem (padahal emang ga ada yang dipinjemi). Jadi niiiihhhhh, produk-produk ada itu selain murah, material rata-rata bajunya sangat wearable buat di Indonesia, meskipun itu sweaternya. Semua kalangan juga bisa belanja di ADA karena rate harganya dari Rp. 69.000 - Rp. 350.000. Semoga ADA selalu ada buat aku masyarakat Indonesia di tanggal-tanggal tua yaa.. hehehe

Senin, 16 Oktober 2017

Yang Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti

Iya, itu judul lagu..
Tapi kalo dipikir lagi dalem banget ternyata artinya
Memang manusia,
Udah tau rasa bahagia yang semu di sebuah pertemuan
Tapi masih nekat di terusin
Ngga papa life is a roller coaster kok
Betapa menakjubkannya sebuah perasaan yang sangat indah di awal pertemuan
Betapa menakjubkannya sebuah perasaan yang sangat indah pula di sebuah perpisahan.
Tinggal bagaimana kamu menikmatinya kan? Kalo ngga ada sedih yang mendalam juga kamu ga akan bisa rasain bahagia yang mendalam.
Hati itu terbuat dari apa sih?
Okay..
Lets talk about feelings
Or hearts
The thing is sometimes you feel pain without knowing phisically which part of your body got hurt
Wether is at the begining or its an ending
I personally feel the pain yet happiness at the begining when I know that Im falling for someone
Like I already know how it ends
Then I growing up
Seeing people falling in love deeply over someone
Then seeing someone hurt with the same person
Or even more sad
Being left out
Well, now I have to learn how to live a life
Is waste of a time if you are afraid liking someone
Just let him know
Life is too short to hide your feelings
Enjoy every moments when it lasts
There will be lots of people and a thousand stories and different feelings waiting to be a part of your memories in life

Minggu, 24 September 2017

One Fine Day




Kenapa judulnya One Fine Day? 
Hmmm..Ga ada sih, ada temen yang nyuruh gitu wkwkwk
Berangkat dari Sidoarjo jam setengah 12 malam, aku dan 4 orang teman menuju Klaten-Jogja. Kali ini liburan berkedok survey tempat penelitian tugas akhir atau honeymoon berkedok survey tempat penelitian? Kenapa honeymoon? Karena temen saya yang satu bawa pacarnya yang difungsikan sebagai supir. Yaudah ndakpapa aku dan dua teman lainnya sebut saja lita dan yuka jadi pemain figuran. Situ indah-indah an serasa dunia milik berdua yang lain ngekos. Oke, perjalanan santai diselingi karaoke bareng di dalem mobil akhirnya sampai jam 7 pagi di destinasi wisata pertama Umbul Ponggok, Klaten. Terletak di Desa Ponggok yang dulunya adalah desa miskin di Klaten, umbul ini memiliki mata air yang ngga akan berhenti menghidupi desa, kaya aku yang ngga akan berhenti mikirin kamu Eheheh. Betewe apa sih daya tarik wisata disini?

Daya tarik wisata disini adalah foto dibawah air tawar bersama ikan dan beberapa properti seperti TV, ayunan, tenda, laptop bahkan sepeda motor. Jaman sekarang, kalo tempat itu instagram-able sudah pasti bakal dicari sama khalayak. Pokoknya ada pendukung sarana dan prasarana, udah deh jadi destinasi wisata. Kata mas Joko, warga lokal sekaligus tukang poto bawah laut, per September 2017 pendapatan desa sudah mencapai 12 miliar hanya dari sektor pariwisata. 12 miliar berarti bisa buat mandi fidget spinner dan fidget flus flus ngaaaa. Mas Joko juga bilang kalo air disini ngga akan berkurang atau bertambah, jadi volume air dari jaman Belanda, jaman nenek moyang dulu ya segituu 2-3 meter. Banyak juga ternyata orang-orang yang foto prewed disini, ah elah saya yang cuma modal duduk di kursi sambil pura-pura nonton tipi aja harus di take berkali-kali, apalagi yang ribet pake gaun panjang.. Nahhh informasi penting tentang harga nih, di loket tiket masuk umbul ponggok kalian harus bayar 15ribu, itu dapet free minuman kopi botol biar ngga merem kalo difoto di dalem air hehehe.Teruuusss, nyewa kamera underwater 60rb per setengah jam, nyewa propertinya macem-macem kisaran 60rb sampe 100rb. Destinasi pertama selesai jam 1 hari itu.

Nobar dulu yukk

Selanjutnya kami ke Taman Air Cokro, taman air disini yang bikin menarik adalah ada mini air terjunnya, biasa disebut pleret oleh warga lokal. Nihh pemandangannyaa..

Oke itu spoilernya, aku mau cerita aja dulu..
Sayangnya air mata cokro ini sedikit terbengkalai, sarana prasarana susah juga jarang banyak orang tau kalo bukan orang Klaten sendiri. Dari pintu masuk aja kami sempat ragu mau merelakan uang 15ribu buat masuk ke dalem karena memang tampak depannya sudah meragukan. Yaaaa, lagi lagi ada potensi pariwisata yang terbuang di Indonesia. Untung ada 1 spot yang bikin lupa waktu. Jadi gitu guys inti dari berpariwisata adalah melupakan waktu. Hehehe. Jadi ada kaya rumah pohon yang rindang nan sejuk di bawah mini air terjun. Duduk diem disana sambil menikmati angin sepoi dan percikan air itu sudah jadi definisi bahagia buat aku. 


Kami menghabiskan sore di rumah pohon ini

Perjalanan selanjutnya adalah Hotel di Jogja. Kami tidur di salah satu hostel untuk orang-orang backpacker di Jogja.. Menghabiskan malam minggu di Jogja aku, lita dan yuka keliling malioboro hunting jodoh yang kali aja juga lagi liburan di Jogja hahaha.
Besok pagi kami packing nih buat perjalanan pulang ke Surabaya tapi ada 2 objek yang masih mau dikunjungin. Tamansari sama Tempo Gelato. Kali kedua aku ke tamansari, jadilah aku local guide amatiran buat mereka, well memang mainstream sih Tamansari Water Castle tapi bolehlah buat nostalgia ke masa lalu. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengingat sejarah. Jadi ngebayangin jaman dulu waktu Sultan Yogya dengan selir-selir nya mandi disitu sama putri-putri raja. Hmmmm, pengen rasanya balik ke jaman kaya gitu. I wish time capsule did exist pasti seru tapi antara seru dan sejarah yang bakal jadi berantakan sih. Personally, Tamansari ini tempat favorit aku buat wisata soalnya tempat yang unik, vintage banget, instagramable dan murah lagi.


lah gaes kalian ga liat kamera gaes?

Start jam 9 dan kami menghabiskan 2 jam disini dengan suasana cerah yang menyenangkan dan tentu saja bikin ketek basah. Cocok setelah itu kami ke Tempo Gelato yang gak jauh dari Tamansari. Ini juga jadi tempat favorite, yaa siapa gituloh yang gak doyan es krim. Tempo Gelato juga punya desain interior yang vintage. Kisaran harganya 20ribu – 35ribu. 


Setiap ada yang ngajakin Jogja ngga mampu kayanya buat nolak, feeling being in Jogja is peaceful. Ada di Jogja itu sweet escape banget kalo buat ngilangin suntuk. Sudah kebanyakan kayanya aku nulis gimana cintaku sama Jogja. Jogja never hurt me. Jogja is healing. See u soon Jogja

Rabu, 30 Agustus 2017

Jogja has a feeling too

Too many times, memories left in Jogja..
Sebenernya perjalanan kali ini ke Jogja bukan buat holide. Mungkin lebih tepatnya holide berkedok rapat ya.. Jadi aku berangkat ke Jogja Jumat minggu lalu naik kereta, turun di lempuyangan. Sedangkan desa wisata tempat aku rapat masih 1,5 - 2 jam dari kota. Desa Wisata Pentingsari di daerah Sleman Jogjakarta tempat aku menginap selama 2 malam. Desa wisata ini sebenernya ngga ada objek wisata khusus, mereka bener-bener mempergunakan adat istiadat serta budaya masyarakat, dari bertani, berkebun, bikin kerajinan tangan dan sebagainya. Dengan udara dingin, jauh dari kota, tempat ini cocok buat quick escape aka kabur dari realita. Desa yang jumlah penduduknya hanya 380 orang ini bener-bener damai kaya di dongeng-dongeng jaman dulu, kaya film legenda yang ada naga terbangnya, ngga deng ehe. Kebetulan aku tinggal di Homestay Seruni (rumah warga lokal) punya mbah adi, ini mashaAllah lah hospitality nya ngalahin hotel bintang 5. Aku yang gak punya desa, rasanya kaya mudik ke kampung halaman. Begitu nyampe di homestay jam 9 malem langsung di sambut sama istri mbah adi, welcome drink nya teh panass.. Beliau nanya dengan nada khawatir "Kok jam segini baru nyampe, pasti capek, sudah minum dulu terus beberes baru makan malam. Tadi ditungguin dari sore, maaf ya gorengannya sudah dingin"
Logat Jogja yang menyenangkan itu masih kental di lidah istri mbah Adi.
Serangkaian RAPIMNAS (Rapat Pimpinan Nasional) Himpunan Mahasiswa Pariwisata Indonesia selesai minggu pagi. Kami perwakilan dari kampus harus balik hari itu juga karena ngejar perkuliahan hari Senin. Dibantu temen-temen panitia Jogja kami diantar naik motor ke jalan raya Kaliurang dan disarankan pesan ojek online karena memang jaraaaang banget ada kendaraan umum. Tapi namanya mahasiswa kritis hehe, kami ingin membuktikan bahwa desa ini ga seterpencil itu. Kami mampir ke burjo (warkop ala jogja) buat sekedar basa basi beli es teh sambil nanya ada atau engga bis kota lewat. Daaaannn, iya. Emang ga ada. Kami masih terus berjuang nihh, kami jalan kaki ke arah kota sambil nunggu bis lewat. Nihil. Kurang lebih 1km jalan kaki akhirnya nyerah, kami pesen grabCar buat ke daerah kampus UGM. Mumpung di Jogja dong, aku gamau membuang kesempatan holide berkedok ini hehehe. Kami naik trans jogja yang super nyaman dan murah buat ke Taman Sari Water Castle. Baidewei, one thing about transjogja is lovely! Yaahh kampungan dikit, aku suka naik kendaraan umum dalam kota sebenernya. Tapi karena di Surabaya belum ada kendaraan umum yang nyaman jadi aku jarang banget naik kendaraan umum disini, mungkin terakhir naik angkot waktu SMP.

Eh bapak ngeliatin apa pak?

Disisi lain kita mengurangi polusi udara, kita juga mulai menerapkan gaya hidup sehat. Jalan kaki ke pengkolan. Hitungannya tiap pagi mau berangkat berkegiatan jalan kaki dari rumah ke tempat nyetop angkot, entar sorenya pulang juga jalan dari turun angkot nyampe rumah. Terus meningkatkan kepekaan sosial secara tidak langsung, kita jadi mengenal lebih dekat kan lingkungan sekitar. Kaya waktu di Jogja, setiap di halte aku selalu ngobrol sama penjaga haltenya entah itu nanya rute, nanya apa aja yang bisa ditanya. Kali aja beliau punya anak cakep kan lumayan huehuehue. Oke lanjut.. Nyampe di Terminal Ngabean udah terlalu sore, sedangkan Taman Sari sudah tutup. Kami jalan kaki lagi tanpa arah bingung mau kemana. Ternyata kaki ini membawa kami ke Keraton Jogja yang kebetulan lagi ada Geladi Resik grebeg Idul adha. Waah, favourite saya nih nontonin prajurit baris berbaris bawa bambu dan pedang sambil pake jarit dan blangkon Jogja.


Ngga habis disitu, kami ke cafe di pengkolan Jl. Bumijo kalo ngga salah namanya kafeo brewery tempatnya cocoookk banget buat nyore (nyore adalah kegiatan menghabiskan sore sambil menikmati kopi susu nikmat dan masmas gondrong (kalo ada) yang kadang suka bikin ketagihan). Kami nyore sampe kelewat sore hahaha, jam setengah 8 kami jalan kaki lagi nyari halte trans jogja buat ke Terminal Giwangan. Akhirnya jam 9 malam kami sudah dapet bis ekonomi menuju Surabaya. Perjalanan kali ini bergenre backpacker. Kurang lebih itu kronologi mini trip kali ini. Apa cerita di luar itu?

Minggu, 13 Agustus 2017

Launching Simply The First Express Bed


(www.simplybed.com)


Kayanya istilah "home is where the heart is" kurang tepat buat aku (hehe ketahuan) yang tepat adalah "home is where the comfy bed is". Sudah tidak bisa diragukan seberapa penting kasur untuk kehidupan kita sehari-hari. Kita mengakhiri hari dimana? Kasur. Kita mengawali hari darimana? Kasur. See? Kasur udah kaya soulmate semua orang. Apalagi kita hidup di jaman semua serba instan, semua pengen cepet ngga pake ribet. Apalagi sekarang semua bisa diakses online, digital and modern lifestyle sudah dianut semua orang. Simply bed taking this to a whole new level. Simply bed adalah pelopor kasur teknologi tinggi di dunia perkasuran Indonesia (tsadappp). Kasur compact pertama yang menawarkan high quality fabric and foam materials dengan packaging dalam box karton ukuran kecil (36x36x110 cm dan 46x46x110 cm) dan memiliki roda. Bisa bayangin kan? Kasur sebesar itu dibungkus di kardus ukuran segitu? Oke oke bayangin dulu..

(www.kitakemanaharini.blogspot.com)
Nah apalagi kalian para wanita yang menuntut emansipasi, girls kita bisa geret kasur ini sendirian dari depan rumah ke kamar atau dari lobby appartement ke lantai 20. Sendirian. No needs to be worry, beratnya cuma 15kg buat yang single dan 25kg  buat yang double. Belum lagi ngerasain unboxing magic moment yang ga kalian rasakan waktu beli regular kasur. Feel the excitement ! Buka deh linknya, trus tonton videonya.. Iya model cowonya ganteng hehe. Konsep kasur ini adalah kasur beneran (lalu di tampol masyarakat) maksudnya itu Simply bed bukan kasur lipat, kasur yang diciptakan untuk memperbaiki kualitas tidur kalian. Apalagi yang punya ponakan atau anak yang masih ngompol, kasur ini interchangeable. Maksud interchangeable adalah covernya bisa dilepas dan dicuci dengan gampang. 8 years guarantee dan free shipping lagi! Buat yang ukuran single disediakan 2 ukuran 100cm dan 120cm untuk yang double 160cm dan 180cm dengan masing-masing tebal 20cm. Tentu saja perusahaan PT. Duta Abadi Primantara (DAP) tidak asal pilih ukuran tersebut karena mereka telah melalui riset mendalam tentang pola dan kebiasaan tidur, gaya tidur maupun bentuk tubuh orang Indonesia. Acara launching dihadiri oleh Bapak Anthony Setiawan selaku Vice President Director DAP, Bapak Aria Hermawan sebagai Marketing Director DAP dan Mr. Robert Jan Meijer sebagai Chief of R&D DAPkemudian ada Bapak Murti Argo selaku Marketing Manager yang menjelaskan semua kelebihan dari Simply Bed.
Sampai saat ini Simply Bed tidak diperjual belikan offline, diperjual belikan online agar semua orang dapat dengan mudah menjangkau produk Simply. Langsung aja cek di www.simpybed.com mumpung masih agustus nih lagi ada promo 17%. Buat yang penasaran gimana empuknya kasur yang nyaman tanpa sprei, buat yang mau memperbaiki kualitas tidur, buat yang mau cari pasangan tidur kaya model di video tadi. Datang aja ke Pakuwon Mall lantai 1 di booth pameran Simply bed and go get yours!

Rabu, 09 Agustus 2017

Pre-launch kue vidi vini vici by Vidi Aldiano

Ah, dunia ini terlalu indah untuk tidak dinikmati sembari makan cake di piring kecil ditemani teh pahit di sore hari. Mungkin karena ada darah India yang suka manis-manis, saya pecinta dessert and dessert always go first.

Tanggal 5 Agustus kemarin saya dapat undangan dari @vidi.vinivici untuk datang ke pre-launch kue oleh-oleh kekinian Surabaya. Dihadiri oleh Vidi Aldiano, Irwansyah, dan Zaskia Sungkar mereka bercerita bagaimana Vidi akhirnya bergabung di manajemen Irwansyah dalam bisnis kue ini. Ada beberapa food blogger dan selebgram lain yang menghadiri undangan pre-launch. Wow, Im flattered all of the sudden. Lets move on to the cake which Im excited to talk about.. Jadi aku dapet whole cake rasa red velvet, well at first I ate that there is nothing blow my mind.. Aku pikir rasanya biasa aja, trus aku masukin lah whole cake itu ke lemari es.. Malemnya sambil movie marathon aku ambil satu slice daaaannnnn ini enak! Aku baru sadar ada oreo di tengah cream cheese yang diapit sama velvet cake nya. Dan berakhirlah saya kecanduan makan cake ini. Nah, just fyi red velvet awalnya disajikan di hotel Waldorf-Astoria di Manhattan, New York tahun 1959 dengan harga yang sangat mahal. Kenapa dinamakan velvet? Karena memang bahan asam yang dihasilkan oleh perpaduan unprocessed coklat serta ingredients lainnya ini membuatnya lebih lembut, lebih lembab, halus dan empuk. Dan kue beludru merah yang kita temui sekarang ini beberapa ada yang mendapatkan warna merahnya dari buah beet dan pewarna makanan. Tapi ngga semua warna merah itu red velvet cake yaa..

Datang, lihat dan rasakan di Toko kue @vidi.vinivici  segera di Jl. Diponegoro Surabaya. Store kue akan buka pada tanggal 17 Agustus 2017 dan kue ini hanya akan ada di Surabaya yaaa.. Literally saya nulis review ini sambil nyemil red velvet cake dan secangkir teh pahit di sore hari. What a wonderful life! Sudah dipastikan saya akan beli sendiri di store @vidi.vinivici ini buat nyobain yang rasa lemon mint nya..hehe. Jangan lupa dinginkan dulu di lemari es! Kamu bisa dapetin informasi terupdate di instagram @vidi.vinivici. Have a nice cake and a wonderful afternoon then. Muchos love xoxo


image

Segala Diantaranya

Waw, 2019 being quite hectic years ya.. a lot of things happened, people come and go.  Dari terakhir aku nulis di blog itu banyak banget...