Senin, 30 Juli 2018

Banyuwangi Ethno Carnival 2018


Ga kerasa udah event BEC lagi.. Tahun lalu juga aku sempet posting juga tentang BEC di blog. Perjalanan kali ini SUB-BWX untuk pertama kalinya aku pake pesawat baling-baling. It was really nice experience, rasanya kaya naik roller coaster tapi taruhan nyawa beneran hahaha. Perjalanan kurang lebih 1 jam berangkat jam 12 siang. Pertama kalinya juga touch down Bandara Blimbingsari. Kecil, sejuk dan masih asri, branding Pesona Indonesianya udah luar biasa nih meskipun bandara kecil. Perjalanan setengah jam menuju kota, aku cek lokasi tempat event BEC yang diselenggarakan besoknya (Minggu, 29 Juli 2019). Gladi resiknya aja udah meriah, semua masyarakat bumi Blambangan ikut meramaikan. Sebentarr, buat kalian yang belum tau BEC itu apa.. BEC adalah karnaval budaya kontemporer dengan kostum megah dan warna-warni sesuai dengan tema yang ditentukan. Dan BEC sudah ditetapkan menjadi daya tarik wisata Nasional. Nah, tahun 2018 ini temanya adalah Puter Kayun yakni sebuah tradisi kuno yang masih hidup dan terus bertahan di kalangan warga kelurahan Boyolangu, Banyuwangi.  Apasih BEC 2018 yang bikin beda dari tahun-tahun sebelumnya? Tahun ini BEC akan tampil lebih masih dan menyebar ke 11 titik panggung mulai dari Taman Blambangan hingga ke depan Stadion Diponegoro. 300 peserta dengan kostum atraktif tampil, 14 artis ikut meramaikan.Sepuluh sub tema yang diangkat juga mewakili adat dan budaya masyarakat Bumi Blambangan, ada dongkar, jaran, segoro watu dodol, ejeg, gedhogan, gaman, buyut jaksa, oncor-oncoran, tapekong, dan kupat lepet.

foto oleh : Mas Vega Viditama

Banyuwangi terus berbenah tiap tahunnya, siap menerima calon wisatawan domestik maupun mancanegara, sudah siap mengembangkan destinasi wisata yang dimiliki. Masyarakat sekitar juga mendukung dan bersiap dengan banyaknya kunjungan wisatawan yang terus bertambah.  Selesai melakukan misi Generasi Pesona Indonesia untuk mengangkat event ini menjadi Trending Topic di Twitter kami menikmati makan sore lalu beristirahat di hotel untuk melanjutkan perjalanan besok pagi.
Mengejar mas-mas Matahari di Pantai Syariah

Jadwal penerbangan pulang masih jam 1. Berangkat jam 6 pagi kami mengeksplor destinasi wisata terdekat. Destinasi pertama mengejar matahari pagi di Pulau Santen, pantai syariah. Kenapa namanya syariah? Pemerintahan daerah mengambil moment saat Raja Salman datang ke Bali pada waktu itu, “mencari perhatian” dengan destinasi yang dibuat sangat muslim  friendly. Seperti membedakan kawasan laki-laki dan perempuan, menghimbau untuk berpakaian sopan saat di pantai, menghentikan segala aktifitas saat adzan berkumandang. Harga tiket masuk sangat murah hanya 3000 perak dan akses yang mudah dari tengah kota sudah bisa menikmati matahari terbit di pantai Syariah ini. Letaknya berada di Pulau Santen, Karangrejo, Banyuwangi 


foto oleh: Mas Vega Viditama


Destinasi ke 2 yang tidak sengaja kami lewati untuk berhenti sebentar dan mengambil gambar yakni di Klenteng tertua di Jawa dan Bali Klenteng TITD Hoo Tong Bio yang 70% bangunannya sempat habis dilahap api pada tahun 2014 lalu

Where is my hobbit?

Selesai menerbangkan drone dan berbincang-bincang dengan penjaga klenteng, kami lanjutkan perjalanan menuju destinasi ketiga yakni Djawatan Benculuk. Djawatan Benculuk sangat terkenal karena kerimbunan pohon-pohon raksasa yang besar seperti yang ada di film Lord of the Rings hahaha. Selesai mangambil gambar, menikmati angin semilir berswa foto sana sini. Perjalanan kami lanjutkan untuk makan siang dan sedikit berbelanja oleh-oleh . Pukul 11.30 kami harus berangkat ke bandara untuk kembali menikmati rutinitas di kota masing-masing. Asing mempertemukan kami, dan meninggalkan kami sebagai kawan. Kami berkumpul karena satu, karena pariwisata. Tidak mengira pariwisata dan social media memiliki kekuatan sebesar ini, merangkul segala aspek kehidupan dari adat, budaya, minat dan kreatifitas. Semoga dipertemukan lagi sebagai kawan.  
Salam, Sakinah 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Segala Diantaranya

Waw, 2019 being quite hectic years ya.. a lot of things happened, people come and go.  Dari terakhir aku nulis di blog itu banyak banget...